Puisi Yang Direka Saat Pemergian Seorang Sahabat
Telah terbitnya fajar mengikut peraduan,
Membawa sinar menyinari bumi,
Kesedihan mulai menyapa diri ini,
Pemergian seorang insan bernama teman,
Tanggal 12 Rabiuawal menjadi detik perpisahan,
Antara kau dan kami,
Telah perginya kau pada hari yang mulia,
Bertetapan dengan perginya seorang kasih tercinta
Rasulullah SAW penyeri segala kehidupan
Begitulah sunnah dunia,
Pertemuan dan perpisahan,
Adalah pasangan dalam kehidupan,
Seperti mana siang dan juga malam
Telah tiba saat waktu kau tinggalkan kami,
Kerana takdir yang Maha Esa telah menetapkan,
Sedih rasanya hati ini bila mngenangkan,
Kau sahabatku kau teman sejati
Sahabatku,
Masih lagi ku ingat lagu dendanganmu,
Alaunan melodi “Masih kah kau ingat” masih berdesing di telingaku,
Telah pelabagai coretan kehidupan kita lakarkan bersama,
Sama-sama menyusuri ombak kecil dikala pasang,
Berpanas ceria dikala terik,
Telah terbitnya fajar mengikut peraduan,
Membawa sinar menyinari bumi,
Kesedihan mulai menyapa diri ini,
Pemergian seorang insan bernama teman,
Tanggal 12 Rabiuawal menjadi detik perpisahan,
Antara kau dan kami,
Telah perginya kau pada hari yang mulia,
Bertetapan dengan perginya seorang kasih tercinta
Rasulullah SAW penyeri segala kehidupan
Begitulah sunnah dunia,
Pertemuan dan perpisahan,
Adalah pasangan dalam kehidupan,
Seperti mana siang dan juga malam
Telah tiba saat waktu kau tinggalkan kami,
Kerana takdir yang Maha Esa telah menetapkan,
Sedih rasanya hati ini bila mngenangkan,
Kau sahabatku kau teman sejati
Sahabatku,
Masih lagi ku ingat lagu dendanganmu,
Alaunan melodi “Masih kah kau ingat” masih berdesing di telingaku,
Telah pelabagai coretan kehidupan kita lakarkan bersama,
Sama-sama menyusuri ombak kecil dikala pasang,
Berpanas ceria dikala terik,
Bertindih susah bersama-sama,
Bermandi keringat tanpa jeda,
Menghempas tangis bersama,
Walaupun ku mengenal dikau tak cukup lama,
Namun begitu banyak kenangan membuatku mengerti akan sandiwara dunia,
Tinggal ku lukis dengan pesan tinta damai,
Diatas Selembar kertas sebuah kehidupan…
Bermandi keringat tanpa jeda,
Menghempas tangis bersama,
Walaupun ku mengenal dikau tak cukup lama,
Namun begitu banyak kenangan membuatku mengerti akan sandiwara dunia,
Tinggal ku lukis dengan pesan tinta damai,
Diatas Selembar kertas sebuah kehidupan…
Saat niat sudah
dilafalkan,
Saat langkah sudah diderapkan
Tak badai mampu menghempaskan,
Tak hujan mampu menyurutkan,
Tak halilintar mampu meluluhlantakkan,
Tak jua samudra mampu memadamkan,
Saat langkah sudah diderapkan
Tak badai mampu menghempaskan,
Tak hujan mampu menyurutkan,
Tak halilintar mampu meluluhlantakkan,
Tak jua samudra mampu memadamkan,
Moga amanlah dan
bahagia dikau di sana
Setangkai doa juga Fatehah terus kukirimkan
Moga di sana kau bersama para solehin
Selamanya sampai ujung waktu
Kau tetap sahabat kami…….
Setangkai doa juga Fatehah terus kukirimkan
Moga di sana kau bersama para solehin
Selamanya sampai ujung waktu
Kau tetap sahabat kami…….
No comments:
Post a Comment